DEFINISI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan merupakan hasil pemecahan
dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus dilakukan?” dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa
keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
pengertian tentang
“pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan,
dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan,
misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui
pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta
dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak
secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Dapat di simpulkan
bahwa Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan dalam pemilihan
alternatif untuk menyelesaikan suatu masalah
Definisi Keputusan
menurut para ahli
Menurut James A.F.
Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini
mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau
pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang
terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin
mendekatkan pada tujuan tersebut.
Pengertian keputusan
yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu
pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan
pilihan pada suatu alternatif.
Definisi Pengambilan
keputusan menurut para ahli
Menurut George R. Terry
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Kemudian, menurut Sondang P. Siagian
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling cepat.
Selanjutnya, menurut
James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan
suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / tehnik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Latar Belakang
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
dengan memperhatikan organisasi, perorangan, dan kelompok perorangan yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan dinyatakan dalam teori sistem.
Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen atau komponen
yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk hubungan tertentu.
Komponen-komponen itu satu sama lain saling terkait dan membentuk suatu
kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu organisasi sangat tergantung pada
tingkah laku komponen-komponennya dan hubungan antar komponen.
JENIS-JENIS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil
berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1.
Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2.
Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat
rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
3. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa
sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai.
Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data
harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
4. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa
sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang
diambil karena wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi
pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan
dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang
efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan
wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara
lain :
banyak diterimanya oleh
bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang
resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Dan ada juga jenis
keputusan lain yaitu Jenis keputusan
dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang
diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus
dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana
keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar
jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah
Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah
dikembangkan untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin
adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Terry (1989)
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai
berikut:
·
hal-hal yang berwujud maupun tidak
berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan;
·
setiap keputusan nantinya harus dapat
dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
·
setiap keputusan janganlah berorientasi
pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
·
jarang sekali ada 1 pilihan yang
memuaskan;
·
pengambilan keputusan merupakan tindakan
mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
·
pengambilan keputusan yang efektif
membutuhkan waktu yang cukup lama;
·
diperlukan pengambilan keputusan yang
praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
·
setiap keputusan hendaknya dikembangkan,
agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
·
setiap keputusan itu merupakan tindakan
permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
·
Kemudian terdapat enam faktor lain yang
juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa
yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada
kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada
perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada
pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada
keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai
potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada
pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya
dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup
sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung
atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
IMPLIKASI
MANAJERIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses Pengambilan
Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik.
Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan
dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan
sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
1.Gaya pengambilan keputusan
2.Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan
ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional
3.Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan
toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya
rasional
4.Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan
toleransi yang tinggi untuk ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir
intuitif yang tinggi juga
5. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan
toleransi yang rendah untuk ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir
intuitif yang tinggi
Sumber: