PENDAHULUAN
KEPEMIMPINAN
DARI SOSOK JOKOWI
Jokowi adalah seorang
Pria Pengusaha kelahiran Surakarta tanggal 21 Juni 1961. Dia menyelesaikan
pendidikan tingginya di Universitas Gajah Mada, Fakultas Kehutanan. Kini dia
tengah menjabat Walikota Solo, pada masa bakti kedua 2005 – 2015, bersama wakil
yang karena kepopulerannya yang fenomenal.
Dengan kepemimpinannya
dia menjungkir balikkan persepsi banyak orang tentang dirinya itu. Dengan
penampilan yang apa-adanya, dia benar-benar telah mencengangkan banyak orang
terutama dari kalangan pemerintahan dalam negeri.
Kepemimpinannya telah
menembus aneka teori tentang bagaimana tata cara memerintah dan atau tata cara
bertindak sebagai Pamong Masyarakat. Kemajuan yang sangat spektakuler kota Solo
dengan Tag Line yang dipromosikannya sebagai
“Solo, the spirit of Java” telah
membangunkan banyak orang yang selama ini tertidur lelap dibawah aneka prosedur
birokrasi yang sangat menghambat kemajuan.
Dia tampil dengan
keterbukaan yang sangat luar biasa, karena berani tampil dengan menempatkan
dirinya sebagai Walikota yang benar-benar Pamong, pemimpin yang benar-benar
“melayani”. Jokowi tidak membuat kata melayani sekedar sebagai jargon belaka,
namun benar-benar menghayatinya secara mendalam.
Menurut jokowi
kepemimpinan adalah “mempengaruhi”.
KOMUNIKASI DARI JOKOWI
Paling sedikit ada
tiga tipologi gaya komunikasi yang bisa digunakan untuk membedah gaya
komunikasi sang gubernur ‘metal’ ini. Pertama, sang gubernur menggunakan gaya
komunikasi konteks rendah – low context communication – komunikasi langsung ke
sasaran, tanpa tedeng aling-aling (basa-basi). Komunikasi gaya ini biasanya
dilakoni oleh orang Jerman, Perancis, Belanda dan beberapa negara di Eropa
lainnya. Kalau di Indonesia, gaya ini banyak diterapkan di Sumatera, khususnya
warga Tapanuli (Batak), Sulawesi dan Papua. Tidak banyak orang Jawa yang
menggunakan gaya ini. Nah, Jokowi ini menjadi unik untuk dikaji karena ia orang
Jawa yang notabene Solo pula yang menggunakan gaya komunikasi langsung tanpa
diplomasi berlebihan sebagaimana orang Solo pada umumnya. Lihat saja bagaimana
ia mengungkapkan pikirannya, baik yang ia setuju mau pun tidak. Tidak ada
kalimat bersayap. Tidak ada penafsiran ganda terhadap kalimatnya. Semuanya
bermakna tunggal dan tidak menimbulkan interpretasi subyektif pendengarnya.
Semuanya jelas dan gamblang. Gaya ini mengingatkan kita pada style Bung Karno
saat pidato. Beberapa jargon atau kalimat heroik sang proklamator yang
menunjukkan hal ini adalah: Ganyang Malaysia. Kalimat itu sangat efektif. Tidak
ada satu pun hasil karya, karsa dan cipta bangsa ini, termasuk pulaunya yang
di-claim oleh negeri jiran tersebut. Indonesia sangat dihormati sebagai saudara
tua. Beda benar dengan kondisi sekarang dimana hasil karya anak bangsa bahkan
pulau telah di-claim menjadi milik orang lain. Kalimat heroik Bung Karno
lainnya adalah: Amerika kita seterika, Inggris kita linggis. Dua kalimat ini
menunjukkan betapa harkat dan martabat bangsa menjadi harga mati. Dan, Bung
Karno menyampaikan hal itu langsung dengan pilihan kata yang jelas, terang dan
langsung ke sasaran. Ini gaya komunikasi yang sekarang kelihatannya
bertransformasi ke Jokowi.
Kedua, gaya komunikasi
Jokowi berkaitan dengan tipologi fisik. Hal ini menurut penelitian Ernst
Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman.Kretschmer menyatakan ada
korelasi positif antara bentuk tubuh manusia dengan perilakunya. Ia mengkategorikan tiga tipe fisik itu:
piknis (gemuk), leptosom (kurus) dan atletis. Dari ketiga tipe itu Jokowi
termasuk yang leptosom. Orang dengan fisik macam ini biasanya idealis, angkuh
dan berani.
MOTIVASI
DARI JOKOWI
Jokowi sendiri
mempunyai kata – kata motivasi yang dapat membangkitkan semangat terutama para
pemuda atau pejuang bangsa, seperti berikut:
1. Perjuangan masih
panjang, jangan ada ucapan selamat malam, tapi mari kita kumandangkan
"Semangat Pagi" untuk selalu berpacu dalam semangat yang selalu
berkobar tanpa lelah demi Jakarta baru. Warga Jakarta akan mengukir sejarah
baru, Indonesia Baru dengan suasana Ibukota Negara yang baru pula.
2. Pasti ada hikmah
dibalik setiap musibah, yang terpenting adalah jangan sampai berhenti untuk
melangkah. Kita jadikan musibah sebagai pelajaran berharga untuk lebih
berhati-hati dalam menata langkah.
3. Barengi aktifitas
dengan selalu optimis dan melihat segala sesuatu dari sisi yang positif. Jangan
takut untuk mendobrak kebiasaan lama dengan cara & pemikiran yang keluar
dari pakem.
4. Jadilah pribadi yang
berkarakter. Keberanian, ketegasan dan jiwa pantang menyerah harus selalu
mengiringi langkah kita untuk terus maju.
5. Siapa yang mampu
memajukan dirinya, maka dia akan mampu memajukan keluarga dan lingkungannya.
Siapa yang mampu memajukan lingkungannya, maka dia akan mampu memajukan
kotanya, dan siapa yang mampu memajukan kotanya, maka dia akan mampu memajukan
propinsinya, negara dan dunia sekalipun.
6. Jadikanlah
PERSAINGAN itu sebagai ajang untuk pembelajaran, bukan ajang untuk saling
menjatuhkan. Karena ada banyak sekali nilai-nilai yang bisa kita ambil dalam
menentukan langkah kedepan yang lebih baik.
7. Jangan pernah putus
asa dan kobarkan terus semangatmu. Jangan pernah merasa lemah saat melihat
kondisi bangsa yang kian dilanda krisis kepercayaan. karena kita-kitalah yang
harus merubahnya, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan di sekitar kita.
menuju masa depan bangsa yang gemilang.
8. Jadilah pribadi yang
tangguh dan berani melawan arus, jangan hanya OPO JARE,.. Suarakanlah kebenaran
dengan tanpa rasa takut saat kamu melihat ketidak jujuran di sekelilingmu,
karena perubahan tidak akan pernah ada tanpa kemauan dan keberanian, yang juga
harus di iringi kebersamaan.
9. Kuncinya adalah :
Tanggap, Cerdas dan cepat dalam setiap keputusan dan selalu disertai dengan
komitmen yang kokoh dengan satu kepentingan, yakni kepentingan bersama.
Siapapun pasti bisa, hanya niat dan kemauan yang jadi penentunya.
PENGEMBANGAN
KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI
Manusia dalam suatu
organisasi selalu menjadi elemen yang berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi, karena manusia itu sendiri yang menjadi perencana, pelaku
dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Maju tidaknya suatu organisasi
tergantung dari manusia-manusia yang mengelolanya, maka dari itu untuk
mengelola organisasi yang baik diperlukan suatu pengelolaan sumber daya manusia
yang baik agar mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan
organisasi.
Untuk bisa melihat maju
tidaknya suatu organisasi bisa dilihat dari kinerja pegawainya. Kinerja pegawai
menentukan keberhasilan suatu instansi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut Gibson, et al
(1994:213) mengemukakan: “Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
jadi kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat
tercapai dengan baik”.
Sesuai dengan apa yang
dikatakan Bambang Wahyudi (1991:100), mengungkapkan bahwa: “Kinerja atau
performance adalah prestasi kerja yang dikehendaki dalam suatu jabatan tertentu
dengan prestasi kerja yang sesungguhnya dicapai oleh seorang tenaga kerja”.
Kemudian A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) menyatakan bahwa: “Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.
PENGHARAPAN
UNTUK MASA DEPAN
Dari suatu yang telah
di cantumkan atau di tuliskan adalah sebuah gambaran dimana menjadi suatu
pemimpin itu tidak lah mudah dan mempunyai tanggung jawab yang amat besar, dari
gambaran di atas sudah di jelaskan bahwa seorang wali kota solo yang sekarang
menjadi wali kota Jakarta dapat membenahi kota solo dan mendapat kemajuan yang
spektakuler dari pimpinan sang walikota. Harapan yang diinginkan dari semua
warga yang mendukung, mempunyai pemimpin yang dapat memimpin sebagai mana harus
nya pemimpin itu berdiri. Pemimpin dapat merubah sesuatu yang seharusnya
dirubah dan dijadikan lebih baik dari yang ada sebelumnya. Dan seorang harus
mempunyai komunikasi yang baik dengan warganya sendiri agar dapat menjadi
sesuatu yang kuat. Selain itu seorang pemimpin butuh memeberikan motivasi yang
dapat mengangkat masyarakat menuju arah yang lebih positif. Selain itu pemimpin
harus memeperhatikan pengembangan kinerja berkarir seseorang agar masyarakat
tersebut mempunyai kualitas seperti Manusia dalam suatu organisasi selalu
menjadi elemen yang berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia itu sendiri yang menjadi perencana, pelaku dan
penentu terwujudnya tujuan organisasi. Maju tidaknya suatu organisasi
tergantung dari manusia-manusia yang mengelolanya, maka dari itu untuk
mengelola organisasi yang baik diperlukan suatu pengelolaan sumber daya manusia
yang baik agar mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan
organisasi
KESIMPULAN
/ SARAN
Kesimpulan dari tulisan
yang telah dibuat ini adalah saat anda menjadi seorang pemimpin atau orang yang
mempinyai jabatan yang tinggi yang bisa mengatur atau memanajemenkan sesuatu,
orang tersebut harus sesuatu yang patut di contoh dan dapat menjadi perubahan
yang positif.
Pentingnya penyeleksian
pemimpin itu sangat berpengaruh terhadap jenjang karir yang diberikan kepada
pemimpin. Prestasi yang dimiliki oleh pemimpin tersebut juga berpengaruh
terhadap kinerja. Namun, harus tetap sesuai dengan jenjang karir yang dimiliki
oleh pemimpin tersebut dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas baik.
Tanggung jawab yang dibebankan harus seimbang dengan apa yang diberikan.
Kinerja setiap pemimpin pun nantinya akan berbeda pula sesuai dengan jabatan
yang lama dengan jabatan baru yang diberikan dengan syarat adanya peningkatan
kinerja yang baik, yang menguntungkan perusahaan serta kualitas yang tinggi dan
nantinya akan memberi keuntungan juga bagi pemimpin dan bawahannya tersebut.
REFRENSI