Jawa Tengah
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah
barat, Samudra Hindia dan Daerah
Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah
timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya
32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga
meliputi Pulau
Nusakambangan di sebelah
selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan
Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa
Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya
Jawa. Meskipun
demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang
berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula
warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Sejarah
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Rembang Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit
tahun 1905, gewesten
diberi otonomi
dan dibentuk Dewan
Daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja)
yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal,
Semarang, Salatiga, dan Magelang.
Sejak tahun 1930,
provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri
atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa
kabupaten (regentschap), dan
dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district).
Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Jepara-Rembang,
Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946
Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan
karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan
kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6
kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai
Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.
Pemerintahan
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah
terdiri atas 29 kabupaten dan
6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota
ini terdiri atas 545 kecamatan dan
8.490 desa/kelurahan.
Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor
22/1999 tentang Pemerintahan Daerah,
Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Klaten.
Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001
kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah
kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan
pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang
(dari Kota Magelang ke Kota Mungkid),
Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta Kabupaten Pekalongan
(dari Kota Pekalongan ke Kajen).
Daftar
gubernur
Gubernur Jawa Tengah saat ini adalah Bibit Waluyo. Struktur Pemerintahan Daerah Jawa
Tengah terdiri atas Sekretariat Daerah
(yang meliputi 3 asisten dan membawahi 9 biro), 19 dinas, 6 kantor, 15 badan,
serta 7 badan rumah sakit daerah.
No
|
Foto
|
Nama
|
Mulai Jabatan
|
Akhir Jabatan
|
Keterangan
|
1.
|
1945
|
||||
2.
|
1945
|
1949
|
|||
3.
|
1954
|
periode pertama
|
|||
4.
|
R. Boedijono
|
1958
|
periode kedua
|
||
5.
|
1960
|
||||
6.
|
|||||
7.
|
1960
|
1966
|
|||
8.
|
1974
|
||||
9.
|
1982
|
||||
10.
|
1993
|
||||
11.
|
1998
|
||||
12.
|
|||||
13.
|
2008
|
Sebelumnya menjabat
Wakil Gubernur
|
|||
14.
|
2013
|
Perwakilan
DPRD Jawa Tengah hasil Pemilihan
Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian
sebagai berikut:[5][6]
Partai
|
Kursi
|
%
|
23
|
-
|
|
16
|
-
|
|
11
|
-
|
|
10
|
-
|
|
10
|
-
|
|
9
|
-
|
|
9
|
-
|
|
7
|
-
|
|
4
|
-
|
|
1
|
-
|
|
Total
|
100
|
100,0
|
Geografi
Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah,
38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19%
lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan
lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran
rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini
bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau
terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari
sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di
tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai
sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara
dan Pegunungan Kendeng,
yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan
(Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah
Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara
membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat
dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar
30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng
dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu
dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu
Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang
membentang dari Majenang
(Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini
terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan
Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan
merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki
dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai
membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur
Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai
selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau
Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri),
sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur
dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di
Laut Jawa di antaranya adalah Kali
Pemali, Kali
Comal, dan Kali
Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di antaranya adalah Serayu
dan Kali Progo. Di antara waduk-waduk yang utama di
Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur
(Kabupaten Wonogiri), Waduk
Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu
(Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang
(perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo), dan Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen).
Gunung
berapi
Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa
Tengah, yaitu: Gunung Merapi
(di Boyolali), Gunung Slamet
(di Pemalang), Gunung Sindoro
(di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung
Dieng (di Banjarnegara).
Keadaan
tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun
1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol,
aluvial,
dan grumusol;
sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat
kesuburan yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim
tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan
suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama
terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara.
Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau
berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten
Wonogiri.
Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah
32.380.687 jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan.
Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas
(1,553 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di
pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup
padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah
Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya
(termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali),
serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar
0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5%
per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya
merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa
(10,98%).
Suku
Komposisi etnis Jawa Tengah pada tahun 2000
|
|
Etnis
|
Jumlah (%)
|
97,96
|
|
1,05
|
|
0,54
|
|
0,05
|
|
0,05
|
|
0,03
|
|
0,02
|
|
0,02
|
|
0,02
|
|
0,01
|
|
0,01
|
|
Lain-lain
|
0,24
|
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa
yang masih berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun
di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang
perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan
banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental
sehari-harinya.
Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa
Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa,
mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat
pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama
di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan
provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin
yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya
sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.
Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa
Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran.
Kulonan dituturkan di bagian
barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini
memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya
terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek
tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut
di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes
bagian selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur,
orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.
Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa
Tengah :
- dialek
Pekalongan
- dialek
Kedu
- dialek
Bagelen
- dialek
Semarangan (Kota Semarang)
- dialek
Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
- dialek
Blora
- dialek
Surakarta
- dialek
Yogyakarta
- dialek
Madiun
- dialek
Banyumasan (Ngapak)
- dialek
Tegal-Brebes
Agama
88%
|
||
7%
|
||
Kristen
|
2%
|
|
1%
|
||
0.5%
|
||
Lainnya
|
0.6%
|
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam
dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.
Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan.
Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Provinsi Jawa Tengah
merupakan salah satu provinsi dengan populasi umat Kristen dan Katolik terbesar
di Indonesia. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang
banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah
satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Di lain daerah, suatu desa di
kecamatan Sumpiuh, Banyumas,
100% penduduknya beragama Islam.
Terdapat pula orang-orang keturunan Yahudi dan
menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang jumlahnya sangat sedikit sekali. Mereka
ada di wilayah Semarang, Cilacap, Solo, dan Brebes. Mereka umumnya adalah
Yahudi keturunan Belanda pada zaman kolonial.
Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian
Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari
angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan
meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah
Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat
sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus
merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat
industri rokok. Cilacap terdapat industri semen.
Blok Cepu di
pinggiran Kabupaten Blora
(perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini
sejak zaman Hindia Belanda
telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
Komunikasi
dan Media Massa
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal
merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional.
Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV,
Cakra
Semarang TV dan TVKU (di Semarang); Simpang
5 TV (di Pati); TATV
(di Surakarta); TegalTV
(di Tegal); Ratih TV (di Kebumen); Batik
TV (di Pekalongan); dan Banyumas TV (di Banyumas).
Suara Merdeka, harian
yang terbit dari Semarang,
adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah[rujukan?];
harian ini juga memiliki edisi lokal Suara
Pantura dan Suara Solo.
Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama
induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar
Semarang, dan Radar Kudus)
maupun yang terbit sendiri (Meteor,
Solo Pos, Radar Tegal, Radar Banyumas, Joglosemar).
Pendidikan
Tinggi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi
terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri
meliputi: Universitas Diponegoro
(Undip), Universitas Negeri
Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di
Semarang; Universitas Sebelas
Maret (UNS), Institut Agama Islam
Negeri, dan Institut Seni Indonesia
di Surakarta, serta Universitas
Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah
antara lain Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (UNTAG), Universitas Semarang
(USM), Universitas Dian
Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
di Salatiga, Universitas
Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS
), Universitas Pekalongan UNIKAL
serta Universitas Panca Sakti di Tegal.
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat
(AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian
di Semarang. LPLP
Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi
dan maintenance
penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).
Pariwisata
Bengawan Solo di Kota Cepu,
Kabupaten Blora
Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang
sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata
lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco
(Taman Mini Jawa Tengah)[8] , Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita[9] dan Museum Rekor Indonesia
(MURI).[10] Kota Jepara
terdapat sejumlah bangunan kuno yaitu: Candi Angin, Masjid Mantingan, Kelenteng
Hian Thian Siang Tee, Benteng Portugis
Banyumanis, Benteng VOC, Museum R.A Kartini.[11]
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha
terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang.[12] Candi Mendut dan Candi Pawon juga terletak dalam satu kawasan
dengan Borobudur.[13]
Candi Prambanan di Klaten merupakan kompleks candi Hindu
terbesar di Indonesia.[14] Di kawasan Dieng
terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram
Kuno.[15] Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.[16] Di kawasan kecamatan Keling tepatnya di desa Tempur
terdapat Candi Angin.[17]
Surakarta
dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat
Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di luar kota
ini adalah Air Terjun Grojogan Sewu
dan candi-candi peninggalan Majapahit di Kabupaten Karanganyar;
serta Museum Fosil Sangiran
yang terletak di jalur Solo-Purwodadi.
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan
sejumlah obyek wisata alam menarik, di antaranya Goa Jatijajar dan Pantai
Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas.
Di bagian utara terdapat Obyek Wisata Guci
di lereng Gunung Slamet,
Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota
batik'.
Kawasan pantura barat banyak menyimpan wisata
religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan
artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Kawasan pantura barat terdapat 3 makam wali sanga, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Kudus juga dikenal sebagai 'kota
kretek', dan kota ini juga terdapat museum kretek.
Transportasi
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan
nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan
Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan
(menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur
Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah
barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini sedang
dibangun ruas Jalan Tol Semarang-Solo
yang menghubungkan Kota Semarang dan Solo, melalui Ungaran, Salatiga, Boyolali
hingga Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan
perekonomian.[18]
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali
mengoperasikan jalur kereta api,
yakni pada tahun 1867 di Semarang
dengan rute Samarang-Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem
I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.[19] Saat ini jalur
kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara
(Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya),
jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri
yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005.
Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani
di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo
di Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah.
Selain itu juga terdapat Bandara Dewandaru di Jepara (Kec. Karimunjawa), Bandara
Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara
Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau
Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah