Senin, 21 Oktober 2013

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, MOTIVASI dan PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI dari SOSOK SEORANG JOKOWI

PENDAHULUAN
KEPEMIMPINAN DARI SOSOK JOKOWI
Jokowi adalah seorang Pria Pengusaha kelahiran Surakarta tanggal 21 Juni 1961. Dia menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Gajah Mada, Fakultas Kehutanan. Kini dia tengah menjabat Walikota Solo, pada masa bakti kedua 2005 – 2015, bersama wakil yang karena kepopulerannya yang fenomenal.
Dengan kepemimpinannya dia menjungkir balikkan persepsi banyak orang tentang dirinya itu. Dengan penampilan yang apa-adanya, dia benar-benar telah mencengangkan banyak orang terutama dari kalangan pemerintahan dalam negeri.
Kepemimpinannya telah menembus aneka teori tentang bagaimana tata cara memerintah dan atau tata cara bertindak sebagai Pamong Masyarakat. Kemajuan yang sangat spektakuler kota Solo dengan Tag Line yang dipromosikannya sebagai   “Solo, the spirit of Java”  telah membangunkan banyak orang yang selama ini tertidur lelap dibawah aneka prosedur birokrasi yang sangat menghambat kemajuan.
Dia tampil dengan keterbukaan yang sangat luar biasa, karena berani tampil dengan menempatkan dirinya sebagai Walikota yang benar-benar Pamong, pemimpin yang benar-benar “melayani”. Jokowi tidak membuat kata melayani sekedar sebagai jargon belaka, namun benar-benar menghayatinya secara mendalam.
Menurut jokowi kepemimpinan adalah “mempengaruhi”.
KOMUNIKASI DARI JOKOWI
Paling sedikit ada tiga tipologi gaya komunikasi yang bisa digunakan untuk membedah gaya komunikasi sang gubernur ‘metal’ ini. Pertama, sang gubernur menggunakan gaya komunikasi konteks rendah – low context communication – komunikasi langsung ke sasaran, tanpa tedeng aling-aling (basa-basi). Komunikasi gaya ini biasanya dilakoni oleh orang Jerman, Perancis, Belanda dan beberapa negara di Eropa lainnya. Kalau di Indonesia, gaya ini banyak diterapkan di Sumatera, khususnya warga Tapanuli (Batak), Sulawesi dan Papua. Tidak banyak orang Jawa yang menggunakan gaya ini. Nah, Jokowi ini menjadi unik untuk dikaji karena ia orang Jawa yang notabene Solo pula yang menggunakan gaya komunikasi langsung tanpa diplomasi berlebihan sebagaimana orang Solo pada umumnya. Lihat saja bagaimana ia mengungkapkan pikirannya, baik yang ia setuju mau pun tidak. Tidak ada kalimat bersayap. Tidak ada penafsiran ganda terhadap kalimatnya. Semuanya bermakna tunggal dan tidak menimbulkan interpretasi subyektif pendengarnya. Semuanya jelas dan gamblang. Gaya ini mengingatkan kita pada style Bung Karno saat pidato. Beberapa jargon atau kalimat heroik sang proklamator yang menunjukkan hal ini adalah: Ganyang Malaysia. Kalimat itu sangat efektif. Tidak ada satu pun hasil karya, karsa dan cipta bangsa ini, termasuk pulaunya yang di-claim oleh negeri jiran tersebut. Indonesia sangat dihormati sebagai saudara tua. Beda benar dengan kondisi sekarang dimana hasil karya anak bangsa bahkan pulau telah di-claim menjadi milik orang lain. Kalimat heroik Bung Karno lainnya adalah: Amerika kita seterika, Inggris kita linggis. Dua kalimat ini menunjukkan betapa harkat dan martabat bangsa menjadi harga mati. Dan, Bung Karno menyampaikan hal itu langsung dengan pilihan kata yang jelas, terang dan langsung ke sasaran. Ini gaya komunikasi yang sekarang kelihatannya bertransformasi ke Jokowi.
Kedua, gaya komunikasi Jokowi berkaitan dengan tipologi fisik. Hal ini menurut penelitian Ernst Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman.Kretschmer menyatakan ada korelasi positif antara bentuk tubuh manusia dengan perilakunya.  Ia mengkategorikan tiga tipe fisik itu: piknis (gemuk), leptosom (kurus) dan atletis. Dari ketiga tipe itu Jokowi termasuk yang leptosom. Orang dengan fisik macam ini biasanya idealis, angkuh dan berani.
MOTIVASI DARI JOKOWI
Jokowi sendiri mempunyai kata – kata motivasi yang dapat membangkitkan semangat terutama para pemuda atau pejuang bangsa, seperti berikut:
1. Perjuangan masih panjang, jangan ada ucapan selamat malam, tapi mari kita kumandangkan "Semangat Pagi" untuk selalu berpacu dalam semangat yang selalu berkobar tanpa lelah demi Jakarta baru. Warga Jakarta akan mengukir sejarah baru, Indonesia Baru dengan suasana Ibukota Negara yang baru pula.

2. Pasti ada hikmah dibalik setiap musibah, yang terpenting adalah jangan sampai berhenti untuk melangkah. Kita jadikan musibah sebagai pelajaran berharga untuk lebih berhati-hati dalam menata langkah.

3. Barengi aktifitas dengan selalu optimis dan melihat segala sesuatu dari sisi yang positif. Jangan takut untuk mendobrak kebiasaan lama dengan cara & pemikiran yang keluar dari pakem.

4. Jadilah pribadi yang berkarakter. Keberanian, ketegasan dan jiwa pantang menyerah harus selalu mengiringi langkah kita untuk terus maju.

5. Siapa yang mampu memajukan dirinya, maka dia akan mampu memajukan keluarga dan lingkungannya. Siapa yang mampu memajukan lingkungannya, maka dia akan mampu memajukan kotanya, dan siapa yang mampu memajukan kotanya, maka dia akan mampu memajukan propinsinya, negara dan dunia sekalipun.

6. Jadikanlah PERSAINGAN itu sebagai ajang untuk pembelajaran, bukan ajang untuk saling menjatuhkan. Karena ada banyak sekali nilai-nilai yang bisa kita ambil dalam menentukan langkah kedepan yang lebih baik.

7. Jangan pernah putus asa dan kobarkan terus semangatmu. Jangan pernah merasa lemah saat melihat kondisi bangsa yang kian dilanda krisis kepercayaan. karena kita-kitalah yang harus merubahnya, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan di sekitar kita. menuju masa depan bangsa yang gemilang.

8. Jadilah pribadi yang tangguh dan berani melawan arus, jangan hanya OPO JARE,.. Suarakanlah kebenaran dengan tanpa rasa takut saat kamu melihat ketidak jujuran di sekelilingmu, karena perubahan tidak akan pernah ada tanpa kemauan dan keberanian, yang juga harus di iringi kebersamaan.

9. Kuncinya adalah : Tanggap, Cerdas dan cepat dalam setiap keputusan dan selalu disertai dengan komitmen yang kokoh dengan satu kepentingan, yakni kepentingan bersama. Siapapun pasti bisa, hanya niat dan kemauan yang jadi penentunya.

PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI
Manusia dalam suatu organisasi selalu menjadi elemen yang berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia itu sendiri yang menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Maju tidaknya suatu organisasi tergantung dari manusia-manusia yang mengelolanya, maka dari itu untuk mengelola organisasi yang baik diperlukan suatu pengelolaan sumber daya manusia yang baik agar mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan organisasi.
Untuk bisa melihat maju tidaknya suatu organisasi bisa dilihat dari kinerja pegawainya. Kinerja pegawai menentukan keberhasilan suatu instansi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Gibson, et al (1994:213) mengemukakan: “Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, jadi kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik”.
Sesuai dengan apa yang dikatakan Bambang Wahyudi (1991:100), mengungkapkan bahwa: “Kinerja atau performance adalah prestasi kerja yang dikehendaki dalam suatu jabatan tertentu dengan prestasi kerja yang sesungguhnya dicapai oleh seorang tenaga kerja”. Kemudian A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) menyatakan bahwa: “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
PENGHARAPAN UNTUK MASA DEPAN
Dari suatu yang telah di cantumkan atau di tuliskan adalah sebuah gambaran dimana menjadi suatu pemimpin itu tidak lah mudah dan mempunyai tanggung jawab yang amat besar, dari gambaran di atas sudah di jelaskan bahwa seorang wali kota solo yang sekarang menjadi wali kota Jakarta dapat membenahi kota solo dan mendapat kemajuan yang spektakuler dari pimpinan sang walikota. Harapan yang diinginkan dari semua warga yang mendukung, mempunyai pemimpin yang dapat memimpin sebagai mana harus nya pemimpin itu berdiri. Pemimpin dapat merubah sesuatu yang seharusnya dirubah dan dijadikan lebih baik dari yang ada sebelumnya. Dan seorang harus mempunyai komunikasi yang baik dengan warganya sendiri agar dapat menjadi sesuatu yang kuat. Selain itu seorang pemimpin butuh memeberikan motivasi yang dapat mengangkat masyarakat menuju arah yang lebih positif. Selain itu pemimpin harus memeperhatikan pengembangan kinerja berkarir seseorang agar masyarakat tersebut mempunyai kualitas seperti Manusia dalam suatu organisasi selalu menjadi elemen yang berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia itu sendiri yang menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Maju tidaknya suatu organisasi tergantung dari manusia-manusia yang mengelolanya, maka dari itu untuk mengelola organisasi yang baik diperlukan suatu pengelolaan sumber daya manusia yang baik agar mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan organisasi


KESIMPULAN / SARAN
Kesimpulan dari tulisan yang telah dibuat ini adalah saat anda menjadi seorang pemimpin atau orang yang mempinyai jabatan yang tinggi yang bisa mengatur atau memanajemenkan sesuatu, orang tersebut harus sesuatu yang patut di contoh dan dapat menjadi perubahan yang positif.
Pentingnya penyeleksian pemimpin itu sangat berpengaruh terhadap jenjang karir yang diberikan kepada pemimpin. Prestasi yang dimiliki oleh pemimpin tersebut juga berpengaruh terhadap kinerja. Namun, harus tetap sesuai dengan jenjang karir yang dimiliki oleh pemimpin tersebut dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas baik. Tanggung jawab yang dibebankan harus seimbang dengan apa yang diberikan. Kinerja setiap pemimpin pun nantinya akan berbeda pula sesuai dengan jabatan yang lama dengan jabatan baru yang diberikan dengan syarat adanya peningkatan kinerja yang baik, yang menguntungkan perusahaan serta kualitas yang tinggi dan nantinya akan memberi keuntungan juga bagi pemimpin dan bawahannya tersebut.


REFRENSI